# 3 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Kehutanan
Di
bidang kehutanan, teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan mulai dari tahap
perencanaan hingga pengawasan. Beberapa kegiatan tersebut antara lain dalam hal
pemetaan tutupan lahan, pemantauan deforestasi, inventarisasi hutan, penataan
hutan, dan pembukaan wilayah hutan. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan
ilmu pengetahuan tentang penginderaan jauh, pemanfaatannya juga mengikuti
permasalahan yang ada.
Kita ketahui bahwa luas kawasan
hutan di Indonesia begitu besar (99,6 juta Ha), sedangkan jumlah pegawai teknis
pemantau lapangan seperti PEH (Pengendali Ekosistem Hutan) dan Polhut (Polisi
Hutan) jumlahnya tidak sebanding dengan luas kawasan hutan yang harus
dikelolanya. Contohnya saja Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
dengan luasan 50.276,2 Ha pada tahun 2013 hanya memiliki tenaga teknis sebanyak
(35orang) atau dapat dikatakan bahwa beban kerja tiap orang sebanyak 1.436 Ha.
Disisi lain, hutan yang dikelola harus selalu diinvetarisasi dalam kurun waktu
tertentu, batas-batas kawasan pun harus jelas, potensi apa saja yang dimiliki
kawasa hutan tersebut, dan lain-lain. Berkaitan dengan hal
tersebut, hampir semua ahli kehutanan mengakui bahwa penginderaan jauh
merupakan sumber data yang efektif di bidang kehutanan. Para ahli kehutanan
telah banyak menggunakannya dalam mempersiapkan peta mengenai tipe-tipe hutan. Penginderaan
jauh telah lama digunakan dalam bidang kehutanan dan aplikasinya terus
berkembang. Salah satu kelebihan penginderaan jauh adalah mampu menyediakan
data relatif lengkap dalam waktu singkat dan dapat menjangkau wilayah yang luas.
Umumnya penginderaan jauh bidang kehutanan menghasilkan produk akhir berupa
peta, misalnya peta penutupan lahan, peta batas kawasan dan peta potensi
tegakan. Rencana pembangunan jalan-jalan hutan, pembuatan tata batas,
inventarisasi flora dan fauna, dan kegiatan-kegiatan kehutanan lainnya. Memang,
untuk pengukuran-pengukuran yang
lebih teliti, misalnya mengenai diameter pohon, kelas, bentuk, serta cacat
buatan hanya mungkin dilakukan di lapangan. Dengan demikian, penginderaan jauh
digunakan untuk melengkapi, memperbaiki, atau mengurangi pekerjaan lapangan.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan
hutan untuk kayu, termasuk perencanaan pengambilan
hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi
dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan
pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya
kebakaran maka penggunaan citra
inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring
perubahan temperatur secara kontinu dengan aspekgeografis yang cukup memadai
sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan
cepat.
Berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya air dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), manfaat penginderaan jauh
di bidang hidrologi antara lain untuk pemantauan daerah aliran sungai dan
konservasi sungai, pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai, serta emantauan
luas daerah intensitas banjir.
Jika dikaitkan dengan isu
lingkungan saat ini yang tertuang dalam dokumen REDD+ terkait
perdagangan karbon, terapan penginderaan jauh bidang kehutanan adalah mengenai
estimasi karbon suatu tegakan vegetasi dan juga kandungan biomasa hutan seperti
Estimasi Karbon Tegakan Acacia Mangium willd Menggunakan Citra Landsat ETM+ 7
dan SPOT -5di BKPH Parung Panjang KPH Bogor dalam menganalisis persebaran
kandungan karbon di wilayah Bogor.