#2 Komponen
Utama Penginderaan Jauh
Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang sudah
disampaikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh terdiri atas 3
komponen utama yaitu 1) obyek yang diindera, 2) sensor untuk merekam obyek, dan
3) gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi.
Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang
selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area
ataupun fenomena yang ada. Sementara itu, menurut Suryantoro (2013),
komponen-komponen dalam konsep dasar penginderaan jauh meliputi 1) Sumber
tenaga, 2) Interaksi tenaga dengan atsmofer, 3) Interaksi tenaga dengan
kenampakan muka bumi, 4) Perolehan dan intepretasi data, serta 5) Sistem
penginderaan jauh ideal.
1.
Sumber
Tenaga
Sumber
tenaga alamiah maupun sumber tenaga buatan pada sistem penginderaan jauh sangat
penting keberadaannya. Tenaga tersebut mengenai objek di permukaan bumi yang
kemudian dipantulkan ke sensor dan tenaga tersebut dapat juga berupa tenaga
dari objek yang dipancarkan ke sensor seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar
1. Sistem Penginderaan Jauh
Jumlah tenaga yang
dapat mencapai permukaan bumi dapat disajikan dalam formula sebagai berikut:
E = f(w,l,c), dengan keterangan
E = Tenaga yang mencapai permukaan bumi
w = Waktu
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari
tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari).
Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
l = Lokasi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna
cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan
permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah
bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
c = Cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi
kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi
udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau
bahkan tidak terlihat.
Jumlah
tenaga yag diterima oleh sensor tergantung jumlah tenaga asal dan tergantung
pula pada karakteristik objeknya.
2.
Interaksi
tenaga dengan atsmofer
Interaksi
tenaga dari objek ke sensor senantiasa melewati media atsmofer sehingga di
dalam atsmofer sering terjadi interaksi-interaksi, yaitu hamburan dan serapan. Hamburan
merupakan salah satu penyebab utama adanya kabut tipis pada citra, sedangkan
serapan atsmofer dapat menyebabkan hilangnya tenaga efektif ke pembentuk
atsmofer.
Gambar
2. Interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan atsmofer
3.
Interaksi
tenaga dengan kenampakan muka bumi
Interaksi
antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto
udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan
atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan
terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan
terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh
salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada
permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
4.
Perolehan
dan intepretasi data
Dalam
penginderaan jauh, istilah foto diperuntukkna secara eksklusif bagi citra yang
dideteksi dan direkam pada film. Istilah umum citra digunakan untuk tiap
peragaan piktorial tiap gambar.
Data
yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis, yaitu data manual, didapatkan melalui
kegiatan
interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan
alat bantu bernama stereoskop.
Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
Kedua adalah data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software
khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
5.
Sistem
penginderaan jauh ideal
Komponen sistem penginderaan jauh meliputi:
a. Suatu
sumber tenaga seragam
Sumber
tenaga ini akan menyajikan tenaga pada seluruh panjang gelombang dengan suatu
keluaran tetap, diketahui, kualitas tinggi, serta tidak bergantung pada waktu
dan tempat.
b. Atsmofer
yang tidak mengganggu
Atsmofer
yang tidak mengubah tenaga dari sumbernya dengan cara apapun, baik tenaga dalam
perjalanan ke muka bumi maupun yang datang dari muka bumi.
c. Serangkaian
interaksi yang unik antara tenaga dan benda di muka bumi
Interaksi
ini akan membangkitkan pantulan dan atau pancaran sinyal yang berubah-ubah dan
unik terhadap setiap jenis dan macam kenampakan di muka bumi yang menjadi
perhatian kita.
d. Sensor
sempurna
Alat
ini merupakan sebuah sensor yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap seluruh
panjang gelombang, menghasilkan data spasial rinci dengan kecerahan absolut
dari suatu daerah kajian sebagai fungsi panjang gelombang pada seluruh
spektrumnya.
e. Berbagai
pengguna data
Pemakaian
data yang sama akan menjadi berbagai bentuk informasi yang berbeda bagi penguna
dengan latar belakang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar