Kamis, 05 Maret 2015

Penginderaan Jauh dan Kehutanan

# 3 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Kehutanan

Di bidang kehutanan, teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan mulai dari tahap perencanaan hingga pengawasan. Beberapa kegiatan tersebut antara lain dalam hal pemetaan tutupan lahan, pemantauan deforestasi, inventarisasi hutan, penataan hutan, dan pembukaan wilayah hutan. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan tentang penginderaan jauh, pemanfaatannya juga mengikuti permasalahan yang ada.
Kita ketahui bahwa luas kawasan hutan di Indonesia begitu besar (99,6 juta Ha), sedangkan jumlah pegawai teknis pemantau lapangan seperti PEH (Pengendali Ekosistem Hutan) dan Polhut (Polisi Hutan) jumlahnya tidak sebanding dengan luas kawasan hutan yang harus dikelolanya. Contohnya saja Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan luasan 50.276,2 Ha pada tahun 2013 hanya memiliki tenaga teknis sebanyak (35orang) atau dapat dikatakan bahwa beban kerja tiap orang sebanyak 1.436 Ha. Disisi lain, hutan yang dikelola harus selalu diinvetarisasi dalam kurun waktu tertentu, batas-batas kawasan pun harus jelas, potensi apa saja yang dimiliki kawasa hutan tersebut, dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut, hampir semua ahli kehutanan mengakui bahwa penginderaan jauh merupakan sumber data yang efektif di bidang kehutanan. Para ahli kehutanan telah banyak menggunakannya dalam mempersiapkan peta mengenai tipe-tipe hutan. Penginderaan jauh telah lama digunakan dalam bidang kehutanan dan aplikasinya terus berkembang. Salah satu kelebihan penginderaan jauh adalah mampu menyediakan data relatif lengkap dalam waktu singkat dan dapat menjangkau wilayah yang luas. Umumnya penginderaan jauh bidang kehutanan menghasilkan produk akhir berupa peta, misalnya peta penutupan lahan, peta batas kawasan dan peta potensi tegakan. Rencana pembangunan jalan-jalan hutan, pembuatan tata batas, inventarisasi flora dan fauna, dan kegiatan-kegiatan kehutanan lainnya. Memang, untuk pengukuran-pengukuran yang lebih teliti, misalnya mengenai diameter pohon, kelas, bentuk, serta cacat buatan hanya mungkin dilakukan di lapangan. Dengan demikian, penginderaan jauh digunakan untuk melengkapi, memperbaiki, atau mengurangi pekerjaan lapangan.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan hutan untuk kayu, termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspekgeografis yang cukup memadai sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
Berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya air dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi antara lain untuk pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai, pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai, serta emantauan luas daerah intensitas banjir.
Jika dikaitkan dengan isu lingkungan saat ini yang tertuang dalam dokumen REDD+ terkait perdagangan karbon, terapan penginderaan jauh bidang kehutanan adalah mengenai estimasi karbon suatu tegakan vegetasi dan juga kandungan biomasa hutan seperti Estimasi Karbon Tegakan Acacia Mangium willd Menggunakan Citra Landsat ETM+ 7 dan SPOT -5di BKPH Parung Panjang KPH Bogor dalam menganalisis persebaran kandungan karbon di wilayah Bogor.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Forester Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template